Ayat Hari Ini:

Showing posts with label Paskah. Show all posts
Showing posts with label Paskah. Show all posts

Monday, April 25, 2011

Empat Tokoh dalam Kebangkitan Kristus menurut Injil Matius (2)


Episode kedua dalam Kebangkitan Yesus Kristus menurut Injil Matius, masih melibatkan empat tokoh yang bisa dibandingkan dengan empat tokoh dalam episode pertama. Jika dibandingkan dengan empat tokoh yang pertama, kita bisa melihat ada beberapa hal yang sama, serta perbedaan yang signifikan.

1. Utusan Allah: Imam-Imam Kepala (Mat 28:11-14)
12 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu 13 dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. (Mat 28:12-13)
Imam-imam kepala seharusnya menjadi wakil dari Allah yang menyatakan dan memberitakan kebenaran. Mereka tahu Yesus Kristus akan bangkit pada hari ketiga. Tapi, mereka justru ingin mencegah kebangkitan itu dengan meminta Pilatus memberikan penjaga dan memeterai kubur Yesus. Usaha mereka gagal!
Ketika penjaga-penjaga melaporkan kebangkitan Kristus, imam-imam kepala tidak menuduh para penjaga berbohong. Mereka menerima itu sebagai kebenaran, karena kebangkitan adalah penggenapan nubuat dari perkataan Tuhan Yesus sebelumnya yang masih diingat oleh para imam kepala. Seharusnya dengan mengetahui kebenaran, mereka lebih gampang untuk percaya dan beriman kepada Yesus Kristus yang bangkit dan sanggup menebus dosa-dosa mereka yang sudah menyalibkan-Nya. 
Ternyata, imam-imam kepala lebih memilih untuk menambah dosa mereka dengan menyogok para penjaga dan menyebarkan berita bohong bahwa murid-murid Yesus sudah mencuri mayat-Nya. 
Para imam kepala seharusnya seperti malaikat Tuhan yang tahu kebenaran dan menyatakan kebenaran itu, tapi mereka justru membelokkan kebenaran. Semoga para pemimpin gereja tidak mengikuti apa yang dilakukan imam-imam kepala.

2. Utusan Pemerintah: Penjaga-Penjaga (Mat 28:11,15)
15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini. (Mat 28:15)
Para penjaga yang mendapatkan keuntungan besar dari keberdosaan para imam kepala. Tapi, tanpa mereka sadari mereka justru sedang mengalami kerugian yang jauh lebih besar. Mereka memang mendapatkan uang dalam jumlah yang besar, tapi mereka tidak mendapatkan iman, anugerah, hidup yang kekal dan kuasa untuk menjadi saksi kebangkitan. Dengan uang mereka hanya menjadi pendusta-pendusta. Padahal mereka sudah mendapatkan kesempatan untuk melihat peristiwa besar dalam sejarah, yang tidak akan pernah dilihat dan dialami oleh orang lain. 
Untuk apa sejumlah besar uang kalau tidak ada penyertaan Tuhan? Bisakah mereka mempergunakannya dengan benar? Apa gunanya uang yang didapatkan dari menceritakan kabar bohong? Kasihan sekali!

3. Pengikut-Pengikut Kristus: 11 Murid (Mat 28:16-17)
16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. (Mat 28:16-17)
Kesebelas murid ini seharusnya lebih baik dari perempuan-perempuan yang tidak mendapatkan kesempatan dan anugerah seperti murid-murid. Mereka bisa ikut Tuhan Yesus kapan saja dan diajarkan langsung oleh Tuhan Yesus. Berbeda dengan perempuan-perempuan yang hanya mendengarkan sebagian dan tidak selalu bisa bersama-sama dengan Tuhan Yesus.
Kenyataannya murid-murid Tuhan Yesus tidak lebih baik dan beriman dibandingkan perempuan-perempuan. Mereka bukan hanya tidak mengerti perkataan dan nubuat Tuhan Yesus tentang kematian dan kebangkitan-Nya. Sebagian dari mereka bahkan masih tetap ragu-ragu untuk menyembah Tuhan Yesus.
Tapi, yang lebih aneh lagi. Tuhan Yesus tetap mau memakai mereka semua dan mengutus mereka menjadi saksi-saksi kebangkitan. Ini namanya anugerah! Murid-murid yang tidak layak, malah dilayakkan, diperlengkapi dan diutus. Betapa besar anugerah Tuhan kepada murid-murid-Nya yang ragu-ragu!

4. Pusat Kebangkitan: Yesus Kristus (Mat 28:18-20)
18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:18-20)
Yesus Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya membangkitkan murid-murid-Nya dan mengutus mereka untuk memuridkan. Apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus sangat beresiko. Mempercayakan tugas yang besar dan mulia kepada murid-murid-Nya yang belum mengerti semua pengajaran-Nya dan sebagian masih ragu-ragu untuk menyembah-Nya? Sulit dipercaya! Tapi itulah yang diinginkan oleh Tuhan Yesus, mempercayakan kepada murid-murid-Nya sekalipun resikonya sangat besar untuk gagal jika dibandingkan dengan Tuhan yang mengerjakan dan membereskan semuanya.

Kebangkitan ternyata bukan hanya sekedar menerima sukacita, anugerah dan hidup yang kekal. Tapi, kebangkitan juga berhubungan dengan kuasa untuk berlipat ganda dan memuridkan. Pekerjaan yang sulit ini dijamin oleh Tuhan Yesus dengan penyertaan-Nya.
Banyak sekali orang percaya yang hanya mau meminta penyertaan Tuhan, tapi tidak ingin berbagian dalam pekerjaan pelayanan pemuridan. Padahal justru waktu pergi dan memuridkan, kuasa kebangkitan dan penyertaan Tuhan bisa terlihat dengan nyata.

Semoga dengan kebangkitan Kristus membuat kita bisa semakin percaya dengan kuasa yang bekerja dalam kebangkitan Kristus yang membuat kita sanggup mengalahkan dosa, mendapatkan hidup yang baru dan kekal, serta bisa pergi untuk menyaksikan kepada orang-orang berdosa yang tidak layak menerimanya, memuridkan dan mengajar mereka. Selamat Paskah.

Sunday, April 24, 2011

Empat Tokoh dalam Kebangkitan Kristus menurut Injil Matius (1)

Ada beberapa versi cerita tentang Kebangkitan Yesus Kristus dalam Injil. Masing-masing penulis Injil menulis dari sudut pandang yang berbeda dan menekankan kepada tokoh-tokoh yang berbeda.


Matius menulis dua episode dari narasi Kebangkitan Kristus dalam Matius 28. Masing-masing episode cerita menghadirkan empat tokoh yang paralel yang bisa membuat kita melihat respon dari manusia dan malaikat akan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.

1. Utusan Allah: Malaikat (Mat 28:2-7)
Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. (Mat 28:2)
Peristiwa Kebangkitan Tuhan Yesus dimulai dengan mujizat yang dilakukan oleh Malaikat Tuhan. Kubur yang dimeterai dan dijaga, dibuka oleh Malaikat. Serdadu-serdadu Romawi menjadi saksi dari mujizat itu. Meskipun penjaga-penjaga menjadi saksi, tapi Malaikat tidak diutus kepada mereka, tapi kepada perempuan-perempuan. Ada berita dari Allah untuk para perempuan.

5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. 6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. (Mat 28:5-6)
Berita yang disampaikan oleh Malaikat bukanlah berita yang baru. Ia hanya mengingatkan apa yang sudah dikatakan oleh Tuhan Yesus akan kebangkitan-Nya. Dan nubuat itu sudah digenapi. Yesus Kristus sudah bangkit. Tidak ada berita yang ditambah-tambahin atau dikurangi. Malaikat melaksanakan tugasnya dengan baik dan tepat.

2. Utusan Pemerintah: Penjaga-Penjaga (Mat 28:4)
Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.
Hanya satu ayat menjelaskan tentang serdadu-serdadu Romawi yang menjadi penjaga-penjaga yang diutus Pilatus. Seharusnya mereka menjadi saksi kebangkitan Kristus yang mengalahkan kematian. Kenyataannya, mereka hanya ketakutan seperti orang mati. Tidak ada kuasa kebangkitan yang bekerja dalam hidup mereka. Kasihan sekali! Kesempatan yang diberikan kepada mereka sangat besar, hanya mereka yang melihat apa yang dilakukan oleh Malaikat Tuhan. Sayang sekali ketakutan akan kematian membuat mereka tidak bisa melihat kuasa yang mengalahkan kematian.

3. Pengikut-Pengikut Kristus: Perempuan-Perempuan (Mat 28:1,8-9)
8 Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. 9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
(Mat 28:8-9)
Perempuan-perempuan ini datang ke kuburan karena kepedulian kepada Yesus Kristus. Ternyata yang mereka dapatkan di luar dugaan. Yang pertama, bertemu dengan malaikat Tuhan dengan berita kebangkitan yang sangat mengejutkan. Yang kedua, mereka bertemu dengan Yesus Kristus yang bangkit.
Respon mereka menunjukkan respon yang benar ketika menerima berita kebangkitan yang sangat mengejutkan. Mereka bersukacita dan ingin cepat-cepat mengabarkan kabar sukacita itu. 

Paskah berhubungan dengan sukacita karena maut sudah dikalahkan. Berbeda dengan Natal dan Jumat Agung yang lebih banyak narasi-narasi tentang penderitaan dan kesulitan. Paskah tidak berbicara sama sekali tentang penderitaan, hanya sukacita. Perempuan-perempuan itu mengalaminya dan mereka ingin membagi sukacita itu kepada murid-murid. Sukacita yang begitu luar biasa pasti ingin mereka nyatakan kepada dunia, biar dunia tahu kebangkitan Kristus. Merekalah pengikut-pengikut Kristus sejati.

Dan ketika bertemu dengan Tuhan Yesus yang bangkit, Matius tidak mencatat keraguan mereka, tapi justru menunjukkan tentang iman mereka yang percaya kepada Kristus yang bangkit, sehingga mereka menyembah-Nya. Mereka sudah memberikan contoh seperti apa pengikut Kristus yang beriman.

4. Pusat Kebangkitan: Yesus Kristus (Mat 28:9-10)
9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. 10 Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."  (Mat 28:9-10)
Kebangkitan tetap menjadi tanya besar, kalau yang diberitakan bangkit oleh malaikat tidak menyatakan diri-Nya. Itu sebabnya Yesus Kristus berjumpa dengan perempuan-perempuan untuk menguatkan mereka yang harus bersaksi kepada murid-murid yang melupakan nubuat Tuhan Yesus akan kebangkitan-Nya.
Ada perintah untuk pergi dari Tuhan Yesus kepada perempuan-perempuan untuk bersaksi. Orang-orang yang mengalami kuasa kebangkitan Kristus, punya tugas untuk pergi dan menyaksikan kebangkitan Kristus.
Ketika Tuhan Yesus memberikan anugerah, ada tuntutan untuk bertanggung jawab mempergunakan dan menyaksikan anugerah itu.

Yang lebih menarik lagi, Tuhan Yesus menyebut murid-murid-Nya sebagai saudara-saudara-Ku. Murid-murid yang meninggalkan-Nya, tidak bisa menerima kematian-Nya dan melupakan kebangkitan-Nya, justru dianggap saudara-saudara. Betapa besar anugerah Tuhan untuk murid-murid-Nya. Seharusnya murid-murid-Nya tidak layak mendapatkan hal itu. Tapi begitulah anugerah, bukan untuk yang layak menerimanya tapi justru yang tidak layak dan berdosa yang menerima anugerah keselamatan dan kesempatan untuk ikut dalam pekerjaan Tuhan.

Semoga dengan kebangkitan Kristus membuat kita bisa semakin percaya dengan kuasa yang bekerja dalam kebangkitan Kristus yang membuat kita sanggup mengalahkan dosa, mendapatkan hidup yang baru dan kekal, serta memberikan sukacita yang besar untuk disaksikan kepada orang-orang berdosa yang tidak layak menerimanya. Selamat Paskah.

Monday, April 13, 2009

Yesus Kristus Untuk Semua Orang?


Orang Kristen seringkali menjadi umat yang eksklusif yang terbatas bagi kalangan sendiri dan merasa keselamatan hanya bagi kita. Tapi, ketika membaca ayat-ayat Alkitab, ada ayat-ayat tertentu yang menyatakan bahwa Yesus Kristus untuk semua orang; atau Allah ingin semua manusia diselamatkan. Tapi di sisi lain ada ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang umat pilihan. Bagaimana kita bisa memahami pengertian yang sepertinya bertentangan?

Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
2 Korintus 5:15

Pengertian yang salah dan Kegagalan Kristus
Jika kata semua dalam 2 Korintus 5:15 ditafsirkan sebagai semua individu yang pernah dan akan hidup di dunia, maka bisa membawa kepada kesimpulan kepada kegagalan Yesus Kristus. Bukankah Yesus Kristus sudah mati dan bangkit bagi semua orang? Mengapa banyak orang yang tidak percaya kepada-Nya? Artinya, Yesus Kristus gagal. Kuasa kematian dan kebangkitan-Nya tidak sanggup untuk merubah hidup seluruh umat manusia, hanya terjadi pada sebagian orang saja!?

Penafsiran ini akan bertentangan dengan keseluruhan ayat itu sendiri. Karena kalau Kristus sudah mati dan bangkit untuk semua individu manusia, semuanya dituntut hidup bagi Kristus. Tentu saja bukan ini maksud Paulus. Karena konteksnya adalah bagi orang percaya.

Penafsiran ini juga akan bertentangan dengan Mat 1:21, yang mengatakan bahwa Yesus akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Begitu juga dengan Efesus 1:4 yang berbicara tentang pemilihan yang akan diselamatkan dalam Yesus Kristus. Kalau yang dipilih untuk diselamatkan dalam Yesus Kristus hanya sebagian, mengapa Yesus Kristus harus mati untuk semua orang?

Untuk mengerti dan bisa menafsirkan dengan benar kata 'semua' kita perlu melihat pengertian dari bahasa aslinya dan tentu saja konteksnya.

Arti dari Kata Semua
Bandingkan juga dgn 1 Tim 2:3-4 yang juga menggunakan kata semua dengan konteks yang lebih baik.
3 Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, 4 yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.

Baik 2 Kor 5:15 maupun 1 Tim 2:4 kata 'semua' berasal dari akar kata pas. Menurut salah satu lexicon yang terbaik, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature(BDAG), kata ini bisa berarti keseluruhan individu atau semua jenis/golongan.
Membandingkan dengan konteks di dalam 2 Kor 5:15 maupun 1 Tim 2:1-4, serta membandingkan dengan konteks umum keseluruhan Alkitab, maka seharusnya kata semua bukan ditafsirkan di dalam pengertian 'semua individu' tapi lebih tepat kalau menggunakan pengertian yang kedua: semua jenis/golongan manusia.

Penafsiran ini juga akan lebih jelas waktu kita melihat Wahyu 7:9. Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Bukan semua manusia yang akan diselamatkan dalam Kristus, tapi semua jenis/golongan manusia, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa.

Jadi, Yesus Kristus mati dan bangkit untuk semua jenis/golongan manusia, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa.

Apa artinya buat kita?
Penekanan Paulus akan kematian dan kebangkitan Kristus harusnya merubah hidup orang percaya. Kita seharusnya tidak lagi hidup bagi diri sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan bangkit untuk kita. Mengapa kita harus hidup untuk Kristus? Bukankah hidup ini milik kita?

Hidup ini bukan milik kita. Kita tidak mencipta diri kita sendiri, tidak lahir sendiri, tidak bisa memilih orang tua kita, bahkan fisik kitapun tidak bisa kita pilih. Yang bisa kita pilih itu berbuat dosa dan mengakibatkan kematian. Kita milik Kristus, karena Dia yang mencipta kita. Waktu kita berdosa, Dia menebus kita dan memimpin hidup kita. Maka respon kita yang seharusnya, hidup bagi Dia yang sudah mati dan bangkit untuk kita dengan terus menceritakan dan membagikan Yesus Kristus bagi semua jenis/golongan manusia, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa. Soli Deo Gloria.

Sunday, April 12, 2009

Bangkit? Gak Mungkin!


Bagi orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, kebangkitan sudah menjadi suatu kepastian dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Tapi, ketika ingin menyaksikan kebangkitan kepada orang-orang di sekitar kita, soal kebangkitan menjadi sesuatu yang sangat sulit. Siapa yang bisa percaya tentang kebangkitan? Peristiwa kebangkitan menjadi sesuatu yang susah dipercaya...

5 Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? 6 Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, 7 yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga."
Lukas 24:5-7


Jika kita membandingkan versi Matius, Markus, Lukas dan Yohanes tentang kebangkitan Yesus Kristus, maka kita pasti akan mengambil kesimpulan bahwa kebangkitan sulit untuk dipercaya. Sekalipun oleh murid-murid yang pernah melihat orang mati dibangkitkan oleh guru mereka.

Murid-murid sudah diberitahukan berkali-kali tentang kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, mereka juga bahkan bukan cuma sekali melihat orang mati dibangkitkan, tetapi tetap saja mereka tidak mengerti dan tidak percaya bahwa Yesus Kristus sudah bangkit sampai malaikat dan Tuhan Yesus sendiri yang menampakkan diri kepada mereka.
Itu sebabnya di zaman ini kalau kita mengharapkan orang-orang bisa percaya kepada kebangkitan Yesus Kristus sepertinya mustahil. Apalagi bertemu dengan orang-orang seperti Tomas yang harus melihat dulu baru percaya.

Tetapi kenapa kita yang tidak melihat, tidak ada malaikat yang datang kepada kita dan bahkan Tuhan Yesus yang datang menampakkan diri, tapi tetap bisa percaya? Ini namanya anugerah. Kita tidak mungkin percaya akan kebangkitan Yesus Kristus, yang tahu itu kebenaranpun sengaja menutupinya (bnd. Mat 24:62-15 imam-imam kepala dan orang-orang Farisi tahu tentang kebangkitan Kristus).
Kita bisa percaya karena pekerjaan Roh Kudus yang menganugerahkan iman membuat kita bisa percaya kesaksian para Rasul dan beriman kepada Yesus Kristus yang mati dan bangkit untuk menebus dosa-dosa kita. Nubuat kematian dan kebangkitan-Nya bisa kita percaya, begitu juga dengan peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya.
Kita termasuk orang-orang yang berbahagia karena tidak melihat, namun percaya (Yoh 19:29).

Pertanyaan selanjutnya, kalau berbahagia bisa percaya, terus kenapa? Apa yang harus dilakukan? Perempuan2 yang bertemu dengan malaikat dalam Luk 24, ketika mengerti dan percaya langsung menceritakan kepada murid-murid, yang menganggap cerita itu omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu (Luk 24:10-11). Tapi, memang itu respon yang harus dilakukan; menceritakan tentang kebangkitan Yesus Kristus kepada orang yang tidak percaya dan yang akan menganggapnya omong kosong. Kesaksian yang sia-sia? Tidak! Karena akan ada pekerjaan dari Allah Roh Kudus kepada umat pilihan-Nya, membuat kesaksian yang kelihatannya omong kosong dan sulit dipercaya bisa dimengerti dan bahkan percaya akan kabar baik.

Paskah itu kelihatan omong kosong tapi kenyataan. Tidak mungkin tapi terjadi. Yang kelihatan omong kosong dan tidak mungkin terjadi ternyata punya dampak sangat besar bagi hidup manusia. Kebangkitan bukan hanya memberikan jaminan akan kebangkitan dan hidup kekal. Tapi kebangkitan juga mempunyai kekuatan yang mematikan; mematikan maut dan dosa. Karena maut sudah dikalahkan, dan dosa tidak bisa lagi membawa orang pilihan kepada kematian kekal. Jika Yesus Kristus pernah mati dan bangkit, maka tubuh kita yang akan mati ada jaminan akan bangkit. Jika Yesus Kristus sudah mati dan bangkit mengalahkan kuasa dosa, maka kita ada jaminan untuk bisa mengalahkan dosa.

Berbahagialah orang-orang yang percaya akan kebangkitan Yesus Kristus sekalipun tidak melihat. Hidupnya diubahkan dengan kuasa kebangkitan yang mengalahkan Iblis, maut dan dosa. Yang bisa terus menyaksikan kebangkitan-Nya, berperang melawan dosa, dan punya pengharapan akan kebangkitan tubuh waktu Kristus datang kedua kali. Kematian bukan lagi sesuatu yang mengahalangi, menyakitkan dan menakutkan, sengat maut sudah dipatahkan oleh kebangkitan Tuhan Yesus. Hidup sementara ini bukan untuk kematian tapi untuk hidup yang kekal. Selamat Paskah..

Monday, April 9, 2007

Kristus tidak Bangkit!? Paskah atau Paksa?

Seperti Paskah tahun-tahun sebelumnya, biasanya menjelang Paskah ada berbagai tulisan/film yang mencoba menentang kebangkitan Kristus. Dan tentu saja ada berbagai macam tulisan yang berbicara tentang kebangkitan Kristus dan menjawab orang-orang yang menentang kebangkitan Kristus. Tahun ini agak seru sedikit. Film The Lost Tomb of Jesus yang ditayangkan Discovery Channel pada 4 Maret 2007 sepertinya memberi angin segar bagi orang-orang yang percaya Kristus tidak bangkit. Untuk percaya Kristus tidak bangkit juga butuh iman!
Ternyata ini juga mempengaruhi di banyak negara, termasuk Indonesia. Seorang Pendeta yang juga dosen di salah satu Sekolah Teologi yang paling berpengaruh di Indonesia, menuliskan tentang hal ini di koran yang paling berpengaruh di Indonesia juga dengan mengemukakan teorinya (imannya). Teorinya, Yesus telah naik ke surga, ya; dalam arti: ia telah diangkat dalam roh untuk berada di sisi Allah di kawasan rohani surgawi. Kebangkitan dan kenaikan tidak harus membuat jasad Yesus lenyap dari makamnya. Untuk keduanya terjadi, yang dibutuhkan adalah "tubuh rohani", bukan tubuh jasmani protoplasmik. Benarkah seperti itu? Kita hanya bisa membandingkan dengan Alkitab, dan melihat iman seperti apa yang dianugerahkan kepada kita.

27:62 Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, 63 dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. 64 Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama." 65 Kata Pilatus kepada mereka: "Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya." 66 Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya.
28:1 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. 2 Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. 3 Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. 4 Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. 5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. 6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. 7 Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." 8 Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. 9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. 10 Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." 11 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. 12 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu 13 dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. 14 Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." 15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.
Mat 27:62-28:15

Dari kesaksian Matius, ada tiga macam orang yang berhubungan dengan Kebangkitan Kristus.

Yang pertama, adalah Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi. Mereka punya ingatan yang tajam (27:63). Mereka mengingat perkataan Kristus tentang kebangkitanNya (ternyata mereka memperhatikan dan mengingat kotbah-kotbah Kristus). Dan ternyata mereka juga percaya kebangkitan Kristus, karena sesudah serdadu-serdadu itu melaporkan kubur telah kosong, mereka percaya kepada para serdadu (27:11-15). Sesudah itu merancang cerita dan teori baru yang mengatakan bahwa murid-muridNya datang mencuri pada waktu malam. Kalau dilanjutkan dengan cerita zaman sekarang ini, dibawa ke mana oleh para murid? Dibawa ke kuburan keluarga Yesus. Tapi ternyata para serdadu, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi tidak bisa melacaknya. Mungkin terlalu sulit untuk menemukannya. Itu sebabnya baru akhir-akhir ini bisa ditemukan, mungkin karena arkeologi dan intelijen yang makin maju!?
Bagi mereka, Paskah berarti Paksa. Segala sesuatu dipaksakan demi untuk tujuan pribadi yang menguntungkan, kalau perlu ada sedikit pengorbanan yang nantinya akan membawa keuntungan. Ternyata penulis buku yang menginspirasikan film The Lost Tomb, pembuat film dan juga pendeta di Indonesia yang menulis bahwa Kristus tidak bangkit tubuhnya, mempunyai iman yang sama dengan imam-imam kepala dan orang-orang Farisi? Saya pikir, mereka lebih diinspirasikan oleh tokoh kedua di dalam kesaksian Matius.

Siapa tokoh kedua? Para serdadu. Mereka punya senjata dan mereka punya kuasa, tapi tidak berdaya dengan kebangkitan Kristus. Hmm..Meskipun demikian mereka bisa mengambil keuntungan dari kisah kebangkitan Kristus. Caranya? Dengan menceritakan bahwa Kristus tidak bangkit, tetapi murid-murid mencuri mayatNya (dua wanita mengalahkan mereka dan mencuri mayatNya (28:1-4)?), maka mereka mendapatkan uang (28:15). Ini juga yang dilakukan oleh orang-orang yang berbicara bahwa Kristus tidak bangkit. Biasanya mendapatkan keuntungan yang lumayan dengan teori dan cerita mereka. Bagi mereka, Paskah adalah Paksaan yang menguntungkan. Dipaksa untuk menceritakan kebohongan dan beriman terhadap kebohongan, ternyata mendapatkan upah yang menguntungkan.

Yang ketiga, dua orang Maria. Mereka seharusnya sudah mendengarkan ajaran Kristus tentang kebangkitanNya. Tetapi mungkin ingatan mereka tidak setajam para imam dan orang Farisi. Ataupun mungkin mereka tidak perhatian? Jangan-jangan mereka sebenarnya tidak percaya bahwa Kristus akan bangkit!? Sama seperti murid-murid yang lain sudah mendengar berkali-kali tapi tidak percaya bahwa Kristus akan bangkit dan sudah bangkit. Sesudah mendapatkan pengertian dan anugerah dari Tuhan, teryata terjadi perubahan. Mereka menyambutnya dengan takut dan sukacita (28:8). Tidak percaya, menjadi percaya dan bahkan mendapatkan sukacita dari Paskah. Berbeda dengan imam-imam kepala, orang Farisi dan para serdadu yang tahu tentang kebangkitan, justru tidak beriman, mengambil keuntungan dari cerita yang dibuat sendiri, dan sukacitanya mungkin hanya didalam uang dan pengaruh/sensasi yang didapatkan.

Bagaimana dengan kita? Berbahagialah orang-orang yang dianugerahi iman dan bisa merasakan kegentaran dan kekaguman kepada Tuhan serta bersukacita di dalam kebangkitan Kristus. Bagi kita ada jaminan kebangkitan dan terlepas dari kuasa dosa dan kematian. Selamat Paskah!

Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
1 Korintus 15:17

Sunday, April 1, 2007

Were we the reason?

We were the reason
That He gave His life
We were the reason
That He suffered and died
To a world that was lost
He gave all He could give
To show us the reason to live

Apakah betul bahwa hanya kita yang menjadi alasan kematian Kristus? Apakah kita yang menjadi alasan utama dan yang menjadi tujuan penderitaan dan kematian Kristus? Sebegitu pentingkah manusia sehingga Allah harus menjadi manusia, menderita dan mati? Pertanyaan-pertanyaan ini terus terpikirkan setiap kali mendekati minggu sengsara, Jumat Agung dan Paskah.

Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
Yoh 17:4

Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
2 Kor 5:15


Dari Yoh 17:1,4, ada jawaban dari pertanyaan2 di atas. Yesus Kristus datang ke dunia, menderita, mati dan bangkit untuk mempermuliakan Bapa. Hal ini yang menjadi alasan utama mengapa Kristus datang dan mati bagi orang-orang pilihan. Kristus mempermuliakan Bapa dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Bapa untuk dilakukanNya, yaitu menderita, mati dan bangkit untuk menebus dosa-dosa orang pilihan.
Maka kalau hanya kita disebut sebagai alasan kematian Kristus, sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Alasan utamanya adalah kemuliaan Bapa. Semua manusia berdosa, tetapi tidak semua manusia ditebus. Artinya, bukan kita yang menjadi alasan utama.
Apa bedanya kalau kita hanya berpikir bahwa kita yang menjadi alasan dan memikirkan kemuliaan Bapa yang menjadi alasan?
Kalau hanya memikirkan bahwa diri kita yang menjadi alasan kematian Kristus, maka kita mungkin akan merasa sedih dan terharu, karena kita yang berdosa ini dianggap begitu berharga sampai Pencipta mau menderita dan mati bagi kita. Mungkin selanjutnya, akan bertanya apa yang menjadi respon kita. Kemungkinan besar kebanyakan orang hanya akan berhenti sampai di dalam kemuliaan dan keberhargaan diri sendiri.
Tapi, kalau kita melihat bahwa kemuliaan Bapa yang menjadi alasan utama Kristus menderita dan mati bagi kita, maka kita tidak hanya berhenti di dalam melihat betapa berharga dan mulianya diri kita. Melainkan kita akan memuliakan Bapa dan melihat pekerjaan Bapa yang harus diselesaikan. Kita akan menjadi serupa Kristus, meneladani Kristus yang menyelesaikan pekerjaanNya supaya Bapa dipermuliakan di bumi ini. Perbedaan pengertian ini kelihatan sederhana. Tetapi sebenarnya berdampak yang besar kepada orang-orang percaya.
Orang-orang yang hanya melihat Kristus mati baginya, kemungkinan besar hanya akan melihat dirinya sendiri yang menjadi pusat. Meskipun tidak menutup kemungkinan tetap memuliakan Kristus dan ingin hidup berkorban bagi Kristus yang dianggap sudah membuat hidupnya menjadi berharga. Tetapi seringkali mengalami kesulitan ketika berhadapan penderitaan dan permasalahan. Kalau Kristus sudah mati bagi saya, menanggung penderitaan saya, mengapa saya masih menderita dan mengalami kesulitan seperti ini?
Sedangkan orang-orang yang mengerti kemuliaan Bapa yang menjadi pusat dan alasannya, akan melihat bahwa kemuliaan Bapa yang lebih penting dibandingkan dengan penderitaan diri sendiri. Selama Bapa dimuliakan, maka penderitaan bukanlah sesuatu yang terlalu sulit untuk ditanggung. Kristus sudah menderita untuk menyelesaikan pekerjaan Bapa, mengapa kita juga tidak mengalami hal yang sama. Rasul Paulus mengerti akan hal ini, seperti yang dituliskannya di dalam Kol 1:24. Ia bersukacita saat bisa menderita bagi jemaat Kolose untuk menggenapkan penderitaan Kristus di dalam dirinya.
Bagaimana dengan kita, apakah kita melihat penderitaan dan kematian Kristus untuk menyelesaikan pekerjaan Bapa dan memuliakan Bapa? Apakah hidup kitapun adalah hidup untuk menyelesaikan pekerjaan Bapa bagi kita?
Rasul Paulus di dalam 2 Kor 5:15 kemudian menjelaskan arti dari kematian dan kebangkitan Kristus bagi orang-orang yang sudah mati dan bangkit dengan Kristus. Ternyata orang-orang yang ditebus oleh Kristus bukan hanya berhenti di dalam ucapan syukur karena sudah ditebus. Tetapi ada perubahan di dalam kehidupan dari orang-orang yang ditebus. Kalau dulu hanya hidup bagi diri, dosa, benda-benda mati dan kematian itu sendiri, maka sekarang seharusnya kita hidup bagi Kristus. Ada perubahan total di dalam kehidupan orang-orang percaya. Hidup yang bukan lagi berpusat bagi diri sendiri dan hanya untuk diri sendiri. Melainkan hidup yang sepenuhnya bagi Penebus yang sudah menebus kita. Artinya, He is the reason.
Jadi, kita bisa melihat bahwa penderitaan dan kematian Kristus dasarnya adalah kemuliaan Bapa dan tujuannya adalah hidup bagi Dia. Bagaimana dengan manusia? Were we the reason? Ya, kita yang membuat Kristus menderita dan mati, tetapi bukan kita yang menjadi alasan dan tujuan dari semuanya. Kristus harus menderita dan mati menebus kita, demi kemuliaan Bapa yang pekerjaanNya harus diselesaikan. Membuat kita yang sudah ditebus itu hidup bagi Dia, memuliakan Allah dengan menyelesaikan pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan bagi kita.

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Efesus 2:10